Di suatu sudut di Muzium Negara, 2011
"Saya mengerti."
"Adakah awak sudah bersedia?"
"Saya bersedia. Bawakan saya ke tahun 2006 di Sekolah Sri Aman
Perjalanan merentas masa bermula. Mira, sudahkah dia kehilangan akal?
Dia jatuh cinta kepada senior di universiti tempat dia belajar.
Tetapi lelaki itu sudah mempunyai teman wanita.
Sekarang dia ingin memastikan dirinya berjumpa lelaki itu sebelum perempuan itu.
Sekolah Sri Aman, 2006
Mira tiba dalam keadaan sedang berdiri di atas sebuah kerusi di kantin.
Berpuluh pasang mata memandangnya.
Dia lekas-lekas turun dan berpijak ke lantai, malunya bukan main.
Matanya melilau melihat ke sekeliling.
Sekarang dia mempunyai masa 24 jam untuk menemui Luqman, lelaki idamannya itu.
Rancangan ini harus berjaya.
"2006 bermaksud Tingkatan 5. Hurm...aku mesti cepat-cepat pergi jadi pelajar baru kat kelas dia ni."
Mira tersedar bahawa tanpa baju sekolah, mana mungkin dia dapat menjadi seorang pelajar sekolah?
Dia harus mendapatkan sepasang pakaian sekolah. Mira mengeluarkan dompet.
"Cis celaka punya jin. Habis duit aku dicurinya."
Mira mati kutu. Dia mendapat idea. Budak tahun 2006 tidak tahu Super Junior, kad kalendar Super Junior yang dimilikinya akan digunakan sebaiknya. XD
"Eh minah kau mesti mahu ini kan?"
Katanya sambil mengkibaskan kad kalendar tersebut dari sudut belakang bangunan makmal kepada seorang pelajar perempuan yang lalu di situ.
Budak itu terlongo, tetapi tidak dapat menahan diri dari kad kalendar yang memuatkan gambar sekumpulan lelaki 'kacak' dari Korea Selatan itu.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Assalamualaikum, saya Mira Johanna. Dari Sekolah Sang Panglima.
Awak boleh panggil saya Mira."
Mira memperkenalkan diri sambil tersenyum di hadapan kelas 5A. Dia yakin Luqman belajar dalam kelas itu.
"Baiklah Mira. Awak boleh duduk di tempat duduk yang kosong itu."
Seorang pelajar mengangkat tangan.
"Cikgu, Luqman tak boleh duduk sebelah perempuan."
Terbeliak sedikit mata Mira mendengarnya. Cepat-cepat dia menyampuk.
"Baiklah cikgu saya akan duduk di situ. Orang kata kita mesti duduk di tempat yang mula-mula diberikan barulah berkat."
Cikgu kebingungan antara dengar dengan tidak. Dia membiarkan sahaja.
Mira terus duduk sambil menanti lelaki itu masuk ke kelas. Hatinya berbunga.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -- - - - -- - - - --
Loceng waktu balik sudah berbunyi. Luqman masih tidak mengemas barang.
"Awak...tak balik rumah ke?"
"Stay back. Ada meeting."
"Saya....Mira."
Luqman tidak membalas. Dia cuma tersenyum sedikit.
Rambutnya yang dibelah tengah dengan cermin mata yang dipakai membuatkan Mira lega.
"Imej macam ni tak mungkin ada makwe." Mira bermonolog di dalam hati.
"Awak lepas habis sekolah nak ambil kursus apa?"
"Matematik"
Mira tersenyum simpul. "Kau kan ambil kursus Sains Aktuari, hihihi." <--- hatinya berbisik
"Wah awak mesti pandai Matematik kan?"
"Biasa je."
Luqman bangun dari tempat duduknya.
"Saya pergi dulu. Meeting dah nak mula. Jumpa esok."
"Ehhh......"
Tak sempat Mira mahu berkata apa-apa Luqman sudah keluar dari kelas dengan pantas.
Hurm....bagaimana sekarang?
bersambung...
bersambung...
No comments:
Post a Comment